kisan 7

Diposting oleh:

Ia yang menolak Cinta Rasulullah KISAN 7

Ia Yang Menolak Cinta Rasulullah SAW

Sebelum menikah dengan Sayyidah Khadijah al-Kubra, Muhammad Saw muda mencintai seorang gadis cantik rupawan. Seorang gadis berdarah Quraisy, Bani Hasyim, Fatikha binti Abi Thalib. Dalam kitab-kitab tarikh, dikisahkan Muhammad Saw muda bergitu terpesona oleh kecantikan putri pamannya ini. Berangkatlah ia kepada Abu Thalib dan mengutarakan cintanya, melamar Fatikha, dan Sang Paman menolak. Abu Thalib memberikan alasan, “Putriku sudah aku jodohkan dengan Keluarga ibumu: Hubaira Ibn Abu Wahab.” Abu Wahab adalah saudara Aminah ibunda Rasulullah Saw.

Terbayang kiranya, Rasulullah muda pulang dengan gontai dan sesak dada. Ia mendatangi Buraidhah, sahabat sekaligus pembantunya dalam urusan dagang. “Lamaranku ditolak,” ujar Muhammad muda.

“Hanya perempuan Agung yang bisa menemani dan pantas untukmu, Muhammad,” ujar Buraidhah. Dan kita tahu, Abu Thalib melamar Khadijah untuk Nabi Muhammad. Dialah Khadijah al-Kubara yang menjadi istri Rasulullah Saw, mendampingi Nabi Saw sampai ia menjemput maut.

Pernikahan Khadijah bersama Nabi Muhammad, berlangsung 26 tahun, dan Nabi tak mempunyai istri selain Khadijah. Nabi Saw bermonogami, dan ini sesuatu yang “aneh” pada masa itu, dimana setiap suami pantang punya istri lebih dari satu. Sebagai contoh, Abu Jahl, beristri 19. Sungguh Rasulullah begitu memuliakan Khadijah al-Kubra, begitu memuliakan kaum hawa.

Pernikahan Fatikha binti Abi Thalib dan Hubaira mempunyai 4 anak, yang pertama bernama Hani. Kelak Fatikha lebih dikenal, sebagaimana dalam literatur hadits, dengan sebutan Ummu Hani.

Ketika risalah Islam mulai diterakan bagi segenap manusia, Ummu Hani membuka hati dan jiwanya untuk Islam. Ia menjadi salah seorang perempuan yang pertama menerima Islam, bersama Khadijah, Sumayah, dan yang lainnya. Sementara itu, suaminya Hubaira, menolak risalah Islam. Pernikahan tak bisa dipertahankan, Ummu Hani ditinggalkan begitu saja oleh suaminya.

Mendengar ini, Rasulullah mendatangi Ummu Hani dan melamar untuk kedua kalinya. Dan, apa jawaban putri Abu Thalib ini, saudari Ali, Ja’far, Aqiel dan Thalib? Apa jawaban perempuan yang sekarang mesti sendirian menanggung hidup empat orang anaknya yang masih belia?

“Wahai Nabi! Sungguh kecintaanku padamu begitu besar melebihi cintaku pada penglihatan dan pendengaranku. Sementara hak rumah tangga begitu besar, aku khawatir jika memokuskan hak suamiku aku aku menyia-nyiakan keadaanku dan anak-anakku dan jika aku lebih memilih anak-anakku aku menyia-nyiakan hak suamiku”.

Rasulullah kembali ditolak, dan berkata, “Sesungguhnya sebaik-sebaiknya perempuan penunggang unta adalah perempuan suku Quraisy. Mereka memiliki sifat lemah lembut pada anaknya dan mereka pandai menjaga kehormatan suaminya”.

Tak banyak riwayat tentang Ummi Hani. Kita bisa membaca, beberapa hadits dalam Riyadhus-Shalihin, dan semua bersumber dari Bukhari dan Muslim. Riwayat yang valid.

Ia adalah Ummi Hani, wanita sabar, hidup sendiri membesarkan anak-anaknya, wanita tangguh, cerdas dalam berlogika, dan penuh kasih sayang. Ia wafat pada tahun 53 H. Lahal Faatihah… 🤲🏻

120622

Bagikan:

Berikan Komentar