KH. Enung Nuruddin, lahir pada 8 Oktober 1943, di Desa Padasuka Kecamatan Sukarame Kabupaten Tasikmalaya. Anak keempat dari tujuh bersaudara. Beliau putra seorang tokoh masyarakat, Haji Daman, yang terkenal punya sikap tegas terhadap penjajah. Guruku suka berkisah, kala remaja, tepatnya kala pendudukan Belanda selepas Indonesia merdeka, beliau suka naik delman atau sado ke kota untuk menjenguk bapaknya di penjara, karena sikap tegas Haji Daman ke Belanda. Guruku berkisah dengan penuh bangga, dan sesekali disampaikan dalam pengajian yang beliau isi. Darah pejuang, semangat perjuangan, memang pantas untuk dibanggakan. Tanpa kebanggaan, manusia akan sukar meraih kehormatan. Bagi saya, inilah salah satu alasan akan pentingnya sejarah.